![]() |
Foto : Haul Akbar Mahaguru Cilongok, Tangerang, Banten (Dok. Instagram @prajuritsalafy) |
TP BANTEN - Setiap tahun, ratusan ribu orang dari berbagai daerah datang untuk mengikuti Haul Abuya Uci Turtusi. Haul yang juga mengenang kepergian Abuya KH Dimyati Cilongok ini menjadi momen penting bagi umat Islam di Tangerang, Banten, bahkan luar daerah.
Tahun ini, Haul Akbar Mahaguru Cilongok akan diselenggarakan pada Senin malam Selasa, 7 April 2025, tepatnya pukul 20.00 WIB di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah, Cilongok, Banten.
Acara haul ini rutin dilaksanakan untuk mengenang jasa-jasa kedua ulama besar asal Cilongok tersebut. Para jemaah yang hadir tak hanya berasal dari Tangerang, tetapi juga dari daerah lain dan luar pulau.
Bahkan, beberapa di antaranya datang dari luar negeri. Keinginan mereka untuk berziarah dan mengenang perjuangan ilmu yang diajarkan kedua ulama ini membuktikan betapa besar cinta dan penghormatan terhadap Abuya Uci dan Abuya Dimyati.
Perjalanan Hidup Abuya Uci Turtusi
Biografi Abuya Uci Turtusi lahir di Cilongok, Kecamatan Pasar Kemis, Tangerang. Ia adalah putra dari Abuya Dimyati Cilongok al-Bantani, pendiri Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah.
Lahir dalam keluarga yang kaya akan tradisi keagamaan, Abuya Uci sejak kecil sudah menunjukkan kecintaan yang mendalam terhadap ilmu agama. Keluarga yang religius turut membentuknya menjadi sosok ulama yang rendah hati dan penuh dedikasi.
Menjadi Santri Sejati
Abuya Uci menghabiskan 32 tahun untuk menuntut ilmu di berbagai pondok pesantren di Indonesia.
Selama menjadi santri, ia memilih untuk menyembunyikan identitasnya sebagai anak seorang ulama besar. Hal ini dilakukanny
Abuya Uci ingin belajar dengan sepenuh hati, tanpa merasa ada beban atau harapan lebih karena latar belakang keluarganya.
Kepemimpinan di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah
Setelah sang ayah wafat, Abuya Uci menggantikan posisi kepemimpinan di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah. Di bawah kepemimpinannya, pesantren ini berkembang pesat.
Abuya Uci tidak hanya mendirikan empat masjid untuk menampung jamaah, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan ilmu agama yang berkualitas. Ribuan santri dari seluruh Indonesia dan luar negeri datang untuk menimba ilmu di pesantren ini.
Dekat dengan Gus Dur
Hubungan erat antara Abuya Uci dan Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dikenal luas. Keduanya tidak hanya berbagi pemahaman keagamaan, tetapi juga membangun jalinan persahabatan yang kuat.
Gus Dur sering mengisi pengajian di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah. Setelah kepergian Gus Dur, Abuya Uci tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga Gus Dur dan aktif menghadiri berbagai acara haul Gus Dur.
Dakwah yang Mendunia
Salah satu daya tarik utama dari pengajian Abuya Uci adalah penggunaan bahasa Sunda dalam ceramahnya.
Meskipun menggunakan bahasa lokal, ceramahnya tetap menyentuh hati banyak orang. Para jamaah dari berbagai negara seperti Mesir, Yaman, Arab Saudi, dan Maroko rutin menghadiri pengajiannya. Hal ini membuktikan bahwa ilmu yang beliau ajarkan melampaui batas geografis dan budaya.
Abuya Uci wafat pada 6 April 2021 di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah. Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi ribuan jamaah yang selama ini merasa mendapatkan pencerahan dan bimbingan darinya.
Ribuan pelayat dari berbagai daerah hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Kehilangan beliau menjadi kehilangan besar bagi umat Islam, terutama bagi mereka yang mendapatkan ilmu dan keteladanan dari sosoknya.
Warisan Spiritual yang Abadi
Abuya Uci tidak hanya meninggalkan ilmu agama yang bermanfaat, tetapi juga teladan yang menginspirasi banyak orang.
Kesederhanaan, keikhlasan, dan dedikasi tinggi dalam berdakwah menjadi nilai yang diwariskan untuk generasi berikutnya. Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah yang beliau pimpin hingga akhir hayatnya menjadi simbol dari perjuangannya dalam membangun umat yang berakhlak mulia.
Haul Abuya Uci dan Abuya Dimyati: Kenangan yang Hidup
Haul Abuya Uci dan Abuya Dimyati selalu menjadi acara besar yang menggugah hati. Pada setiap peringatan tahunan, ribuan jamaah berkumpul untuk mengenang jasa-jasa kedua ulama besar ini.
Meskipun sudah tiada, pengaruh keduanya tetap hidup dalam hati umat. Haul yang digelar setiap tahun ini menjadi momen bagi masyarakat untuk mengenang kebesaran ilmu yang mereka ajarkan, serta mengenang semangat perjuangan mereka dalam menyebarkan ajaran Islam.
Haul Abuya Uci Turtusi dan Abuya Dimyati di Pondok Pesantren Al-istiqlaliyyah menjadi momen penting bagi umat Islam, terutama di Tangerang. Ribuan jemaah dari berbagai daerah hadir untuk mengenang perjuangan kedua ulama ini dalam menyebarkan ilmu agama. Warisan ilmu dan spiritual yang ditinggalkan oleh Abuya Uci tetap menginspirasi banyak orang dan akan dikenang selamanya.
Sumber : banten.viva.co.id