![]() |
Foto : ilustrasu kemarau basah (Dok. Ist) |
TP BANTEN - Indonesia saat ini tengah mengalami fenomena kemarau basah, yaitu kondisi di mana hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih sering terjadi meskipun seharusnya sudah memasuki musim kemarau.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa fenomena ini akan berlangsung hingga akhir Agustus 2025. Perubahan pola cuaca ini tentu membawa berbagai dampak, tidak hanya bagi aktivitas sehari-hari masyarakat, tetapi juga terhadap sektor-sektor penting lainnya, salah satunya adalah sektor pertanian, dikutip dari akun resmi BMKG, Senin (26/05/2025)
Meski hujan dapat membantu proses penanaman karena tanaman tidak kekurangan air, kondisi tanah yang terus-menerus lembap dapat memicu serangan hama dan penyakit tanaman. Selain itu, cuaca yang tidak menentu menyulitkan petani dalam mengatur pola tanam yang efektif.
Tingginya curah hujan juga meningkatkan risiko penyakit dan potensi terjadinya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak menyepelekan kondisi cuaca saat ini. Persiapkan diri dengan membawa perlengkapan seperti payung, jas hujan, pakaian ganti, dan alas kaki cadangan. Selain itu, penting untuk menjaga daya tahan tubuh dengan memperbanyak konsumsi vitamin dan menerapkan gaya hidup sehat. (red)